Banyak yang Belum Sadar Bahaya Kanker Serviks
By Admin
nusakini.com--Istri Gubernur Kepri, Ibu Hj Noorlizah Nurdin Basirun menilai banyak wanita di Kepri belum mengetahui kanker serviks (mulut rahim). Penilai tersebut diungkapkannya usai mengikuti kegiatan pelatihan Pencegahan Dini Kanker Serviks dan HIV/AIDS di CK Hotel Tanjungpinang, Rabu (9/11).
"Belum banyak perempuan kita yang tahu soal kanker serviks. Banyak peserta pelatihan ketahuan belum sadar akan bahaya kanker ini," kata Noorlizah pada pelatihan yang digelar oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang bekerja sama dengan Garuda Indonesia itu.
Menurut Noorlizah, kondisi ini menjadi sebuah tantangan dan karena itu mesti segera ditanggapi oleh Pemprov Kepri.
"Kita harus lebih giat mensosialisasikan bahaya kanker serviks, kanker payudara dan lain-lain agar pencegahannya pun bisa dilakukan secara dini," ungkap Noorlizah lagi.
Noorlizah sendiri kemudian memberikan kiat bagi para wanita di Kepri agar bisa terhindar dari bahaya kanker serviks, kanker rahim dan lain-lain. Dia mengajak mereka mengatur pola hidup dan pola makan yang sehat.
"Cara hidup kita harus diatur. Kita harus menghindari makanan serba jadi atau instan. Dulu, emak-emak kita tidak pernah menderita kanker. Karena mereka tidak pernah makan makanan kimia," kata Noorlizah.
Pada kesempatan tersebut, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Syamsul Bahrum yang mewakili Gubernur Kepri, menyebutkan, saat ini deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara menjadi perhatian pemerintah. Dia berharap usaha bersama semua pihak mampu meningkatkan upaya penanggulangan kanker sejak dini. Kemitraan yang terjalin antara YKI dan berbagai pihak diharapkan agar dapat terus bersinergi, dan bermanfaat guna bagi kesehatan masyarakat.
Kepala Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana mengatakan, pemerintah daerah terus berusaha mendatangkan para dokter spesialis, termasuk spesialis kanker. Pemerintah juga selalu mengadakan alat-alat medis untuk kegiatan operasi kanker di beberapa rumah sakit (RS).
Tampak hadir dalam acara itu Ketua PKK Provinsi Kepri, Hj Aisyah Sani dan Ketua Yayasan Kanker Indonesia Aru Wicaksono Sudoyo.(p/ab)